Jumat, 28 April 2017

ETIKA BERBICARA YANG BAIK DAN BENAR

ETIKA BERBICARA YANG BAIK DAN BENAR


Berbicara adalah mengeluarkan, menyusun kata-kata secara teratur melalui lisan sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicaranya. Bicara di sini diartikan sebagai bentuk komunikasi, dengan bicara maka komunikasi dapat terjalin, Tetapi berkata-kata tanpa artipun sebenarnya bicara juga, hanya saja belum dimasukan ke dalam kategori komunikasi.



Kemampuan bicara menjadi penting dalam konteks menjalin hubungan komunikasi dengan orang lain. Dalam perkembangannya, bicara menjadi lebih ruwet karena ada batasan-batasan etika dan aturannya. Bicara kemudian terkotak-kotak oleh kepentingan dan maksud-maksud tertentu. Setiap aspek kehidupan memiliki aturan dan etika tersendiri dalam berbicara.

Faktor utama dalam berbicara adalah bahasa. Makna bahasa sekarang lebih luas lagi, bukan hanya merujuk pada suku bangsa tetapi sudah merambah pada disiplin ilmu. Kita sekarang tidak hanya mengenal bahasa jawa, Madura, Sunda dan sebagainya yang berdasarkan kesukuan, melainkan bahasa ekonomi, bahasa politik dan sebagainya dalam lingkup disiplin ilmu.

Selanjutnya, dari bahasa tadi mempengaruhi etika dan aturan bicara. Antara bahasa hukum dan bahasa ekonomi ada aturan dan etikanya sendiri, seperti halnya bahasa Jawa dan bahasa Sunda yang di dalamnya tidak terpisahkan oleh adat istiadat dan budaya dari mana bahasa itu berasal.

Dalam pergaulan etika berbicara itu penting, tidak boleh asal bicara. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan sosial, seseorang biasanya semakin tinggi pula etikanya dalam berbicara. Kelas pendidikan dan sosial sering menjadi faktor pembeda dalam berbicara. Antara bahasa tukang becak dan dosen jelas berbeda. Dan bial dibolak-balik kesannya akan semakin semrawut.

Kesannya akan lain. Seorang dosen dengan strata pendidikan tinggi rasanya tidak pantas berbicara dengan gaya bahas tukang becak yang terbiasa kasar, cespleng dan tidak mengenal unggah-ungguh. Sebaliknya, tukang becak akan menjadi lucu bila memaksakan diri berbicara dengan langgam berbicara seorang dosen yang cenderung ilmiah dan rumit dicerna orang biasa.

Tujuan utama berbicara adalah membuat lawan bicara mengerti apa yang dikatakannya. Tidak peduli bahasa apa yang dipakai, punya ungguh-ungguh atau tidak, yang penting orang yang diajak berbicara menangkap dengan jelas maksudnya. Tetapi dalam perkembangannya, seiring dengan kemajuan peradaban, mengerti saja tidak cukup.
Sekarang ini, disamping dapat dimengerti harus pula mencerminkan etika, termasuk didalamnya adalah unggah-unggah. Apalagi di dunia timur (oriental)yang sangat menghormati nilai-nilai kesopanan, unggah-ungguh menjadi faktor yang tak boleh ditinggalkan. Khususnya di masyarakat Jawa, Unggah-ungga memegang peranan sangat dominan.

Bahkan bahasa yang dipakaipun berlainan antara bicara kepada orang tua, adik, atasan dan sebagainya. Orang akan semakin dihormati apabila tahu unggah-ungguh. Dan bila unggah-ungguh itu dilanggar, adat-istiadat sudah menyiapkan sangsinya. Orang yang tidak tahu sopan-santun dalam berbicara pasti akan dikucilkan selamanya.

Ingin Bekerja Di Bandara Sebagai Staff Bandara ??


Info :
No.Telp kantor :  05428530400
No. Hp/Wa       : Bu Nidha 082253338136
                           Bu Indira 082291935482
email :indiraagustin282721@gmail.com






Tidak ada komentar:

Posting Komentar