Agar Dapat Tumbuh Kuat dan Cerdas,
Hindari Masalah Gizi Pada Anak Usia Dini
Masalah gizi pada anak usia dini bisa terjadi bukan hanya
karena anak susah makan, tetapi jika orang tua menyediakan makanan bagi anak
dengan gizi yang salah, apalagi kekurangan asupan makanan, maka masalah lebih
besar bisa terjadi pada anak di kemudian hari. Tidak hanya menyulitkan sang
anak, tetapi juga keluarga, bangsa dan negara.
Karena itu makanan bagi anak, terutama pada usia pertumbuhan
di bawah lima tahun merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan
para ibu. Bukan hanya dari segi kuantitas jumlah makanan yang diberikan, juga
dari segi kualitasnya. Makanan yang banyak memang bisa mengenyangkan perut,
tetapi lebih penting adalah gizi yang cukup agar dapat menjamin pertumbuhan
anak secara sempurna.
Anak-anak di usia dini membutuhkan makanan yang bergizi
bermanfaat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu
kebutuhan asupan nutrisi jenis tertentu bermanfaat untuk mencegah berbagai
serangan penyakit mengingat anak-anak masih sangat rentan terhadap invasi
beragam virus dan kuman yang berasal dari luar.
Menghindari Masalah Gizi Pada Anak Usia Dini
Berikut adalah kebutuhan gizi anak usia dini yang perlu
diperhatikan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara sempurna.
1. Energi protein
Kekurangan energi protein ditandai dengan kondisi berat
badan kurang dari berat yang seharusnya. Jika kondisi ini dibiarkan maka dapat
membawa akibat tingkah laku yang tidak normal pada anak, yaitu: Anak menjadi
tidak responsif, sulit berkomunikasi dan tidak energik.
Secara alamiah kekurangan energi protein ini dapat dihindari
apabila anak diberikan ASI sampai berumur 6 bulan setelah itu diberi makanan
pendamping ASI sesuai tingkatan umur, lalu disapih setelah umur 2 tahun. Juga
perlu dipehatikan pemberian makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan
protein, lemak, mineral, dan vitaminnya. Ibu harus rajin menimbang dan mengukur
tinggi anak dengan mengikuti program posyandu.
2. Vitamin A
Asupan lain untuk si kecil yang perlu diperhatikan adalah
jenis makanan yang cukup mengandung Vitamin A. Kekurangan vitamin A dapat
berdampak pada terganggunya perkembangan organ penglihatan anak. Penyakit mata
paling sering dialami anak akibat kurang vitamin A disebut Xeroptalmia,
penyakit ini merupakan penyebab kebutaan paling banyak pada anak usia 2-3
tahun. Untuk pencegahannya pastikan anak memperoleh asupan dari berbagai jenis
makanan yang kaya dengan kandungan vitamin A seperti wortel, tomat, alpukat,
mangga, keju dan telur.
Pentingnya asupan makanan yang mengandung vitamin A bagi
anak, meskipun tidak secara langsung pembentukan tulang juga membutuhkan
vitamin A. Sel epitel dapat tumbuh dengan bantuan vitamin A yang mensintesis
protein untuk mengisi pembentukan tulang dan gigi dengan sempurna. Akibat kekurangan
vitamin A bisa menimbulkan penyakit jaringan ikat, akibat kolagen yang dibentuk
oleh tubuh berkurang jumlahnya, sehingga fungsi dari pembentukan tulang tidak
optimal.
Metabolisme di dalam tubuh yang berkaitan dengan daya tahan
tubuh juga dipengaruhi oleh konsumsi vitamin A. Tetapi sebaliknya, pemberian
vitamin A berlebihan dalam waktu singkat pun menimbulkan banyak masalah
kesehatan. Seperti sulit tidur, keracunan kronis, gejala xeropthalmia juga bisa
terjadi karena konsumsi vitamin A berlebihan.
3. Zat besi (Fe)
Asupan lain yang juga dibutuhkan anak pada masa tumbuh
kembangnya adalah zat Besi (Fe). Kekurangan zat besi pada anak bisa menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan, salah satunya yang paling serius adalah anemia.
Selain itu beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kekurangan zat besi
berhubungan dengan rendahnya kemampuan memusatkan perhatian dan mengingat pada
anak. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya akibat yang tak diinginkan
tersebut, para ibu harus rajin menyediakan berbagai jenis makanan yang banyak
mengandung zat besi terutama sayur-sayuran yang berdaun hijau gelap,
kacang-kacangan dan daging.
Zat besi juga menjadi bagian dari enzim-enzim dalam tubuh
yang membantu mencerna makanan dan reaksi-reaksi penting lainnya, sehingga
kekurangan zat besi akan menimbulkan efek buruk bagi tubuh. Efek nyata yang
mudah untuk dideteksi akibat kekurangan zat besi selain anemia, juga
terhambatnya fungsi motorik normal pada bayi (aktifitas dan gerak tubuh) dan
fungsi kecerdasan.
4. Zat Yodium
Masalah gizi pada anak usia dini juga bisa terjadi karena
kurangnya mendapatkan masukan zat Yodium. Akibatnya adalah terjadinya pembengkakan pada kelenjar gondok, gangguan
perkembangan fisik dan fungsi mental. Agar anak mendapat asupan zat Yodium yang
memadai, para ibu bisa mengolah makanan untuk anak dari bahan-bahan udang atau
lobster, keju, stroberi dan kentang.
Penyakit dan gangguan kesehatan yang disebabkan akibat
kekurangan Yodium diistilahkan dengan Gaky (Gangguan Akibat kekurangan Yodium)
dan merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan retardasi mental, namun
sebelumnya sangat mudah dicegah. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium
atau kekurangan yodium. Penyakit ini sangat sedikit diketahui oleh masyarakat
dan mungkin masih merupakan problem yang ditelantarkan. Saat ini diperkirakan
1.6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko kekurangan yodium, dan 300 juta
menderita gangguan mental akibat kekurangan yodium.
Sebagian besar dari mereka mempunyai IQ sepuluh poin di
bawah potensinya. Di antara mereka yang lahir normal, dengan konsumsi diet
rendah yodium akan menjadi anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan
apatis dalam kehidupannya. Sehingga, kekurangan yodium akan menyebabkan
masyarakat miskin dan tidak berkembang, sementara pada anak menyebabkan
kesulitan belajar.
Jika Anda Tertarik Mengajar Di Dunia Anak- Anak ??
Segera Daftran Diri Anda Di Tadika Puri
Silahkan Kunjungi Situs Web Kami Di
Info
No.Telp kantor : 05428530400
No. Hp/Wa : Bu Nidha 082253338136
Bu Indira 082291935482
email :indiraagustin282721@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar